"Anas Siap Digantung di Monas"
Malam itu, ketika saya tidak punya sesuatu yang harus saya lakukan, saya menonton Indonesian Lawyers Club di Tv One. Tema yang dibahas adalah pernyataan Anas Urbaningrum yang siap digantung di monas jika dia terbukti ikut terlibat dalam kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI dan Proyek Hambalang.Di acara itu, para pembicara saling mengutarakan pendapatnya mengenai bantahan Anas dalam menjawab tuduhan yang dilontarkan oleh Nazarudin. Di tengah-tengah pembicaraan, salah satu anggota dewan yang hadir dan seorang pengacara saling hina dan cela di ruang publik.
Kekacauan semakin menjadi ketika Tridiyanto anggota DPC Partai Demokrat Cilacap yang mengaku mengenal baik sosok Nazarudin, menjawab hal-hal diluar pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara Karni Ilyas. Ketika Tridiyanto ditanya oleh salah seorang tim kuasa hukum Nazarudin, dia agak terlihat gugup dan malah menuding semua yang hadir di ILC ingin menghakimi dan mengeroyoknya dengan seputar pertanyaan kedekatannya dengan Nazarudin yang tidak bisa dijawabnya. Setelah Gede Pasek Suardika dari DPP Partai Demokrat mengklarifikasi dan melakukan pembelaan atas posisi Tridayanto sebagai orang yang dekat dengan Nazar, barulah suasana sedikit mereda.
Kekacauan sebenarnya baru dimulai ketika Ruhut Sitompul mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Ruhut menyampaikan pendapatnya yang terkadang menyakitkan hati orang yang mendengarnya dan membuat semua yang tidak setuju dengannya geram. Ketika Ruhut menyampaikan statement-statementnya, Hotman Paris Hutapea, tim Pengacara Nazarudin memotong pembicaraan Ruhut tersebut. Mereka saling hina dan ejek satu sama lain. Terkadang mereka menyinggung masalah pribadi mereka sendiri.
Sebagai orang-orang yang berpendidikan, tidak seharusnya kita melakukan hal yang seperti itu. Dalam penyampaian pendapat, seseorang harus memahami etika mengeluarkan pendapat. Jika kita ingin pendapat kita dihargai orang, maka hargailah pendapat-pendapat orang lain
http://politik.kompasiana.com/2012/03/14/kekacauan-di-indonesia-lawyers-club-anas-siap-digantung-di-monas/
Kekacauan semakin menjadi ketika Tridiyanto anggota DPC Partai Demokrat Cilacap yang mengaku mengenal baik sosok Nazarudin, menjawab hal-hal diluar pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara Karni Ilyas. Ketika Tridiyanto ditanya oleh salah seorang tim kuasa hukum Nazarudin, dia agak terlihat gugup dan malah menuding semua yang hadir di ILC ingin menghakimi dan mengeroyoknya dengan seputar pertanyaan kedekatannya dengan Nazarudin yang tidak bisa dijawabnya. Setelah Gede Pasek Suardika dari DPP Partai Demokrat mengklarifikasi dan melakukan pembelaan atas posisi Tridayanto sebagai orang yang dekat dengan Nazar, barulah suasana sedikit mereda.
Kekacauan sebenarnya baru dimulai ketika Ruhut Sitompul mendapatkan kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Ruhut menyampaikan pendapatnya yang terkadang menyakitkan hati orang yang mendengarnya dan membuat semua yang tidak setuju dengannya geram. Ketika Ruhut menyampaikan statement-statementnya, Hotman Paris Hutapea, tim Pengacara Nazarudin memotong pembicaraan Ruhut tersebut. Mereka saling hina dan ejek satu sama lain. Terkadang mereka menyinggung masalah pribadi mereka sendiri.
Sebagai orang-orang yang berpendidikan, tidak seharusnya kita melakukan hal yang seperti itu. Dalam penyampaian pendapat, seseorang harus memahami etika mengeluarkan pendapat. Jika kita ingin pendapat kita dihargai orang, maka hargailah pendapat-pendapat orang lain
http://politik.kompasiana.com/2012/03/14/kekacauan-di-indonesia-lawyers-club-anas-siap-digantung-di-monas/
Comments
Post a Comment